Selasa, 04 September 2007

Ayahku Seorang Pendongeng

Masih teringat jelas dalam memoriku sewaktu kecil beranjak tidur, ayah mendongengkanku cerita mulai dari Kancil Nyolong Timun sampai Kisah Nabi Muhammad. Sudah 16 tahun yang lalu namun ceritanya masih terngiang sampai sekarang. Seakan bernostalgia dengan dongeng tersebut menjadikannya bahan pengajaran reading dan menjadikannya final project untuk lulus sarjana.
Dalam buku terbitan Kompas "sekolah alternatif untuk anak", ada beberapa artikel mengenai dongeng. Artikel-artikel tersebut mengulik manfaat dongeng. Allahuakbar, artikel itu menunjukkan bahwa dongeng merangsang otak anak untuk berkembang dan mengisi kekosongan batiniah; Sehingga, membuat anak yang masa kecilnya didongeni menjadi kuat menghadapi masa sulit di masa mendatang. Ini dikarenakan si anak telah belajar menghadapi konflik dan persaingan disertai penyelesaiannya melalui media dongeng.
Ayah adalah seorang pendongeng pengantar tidur untukku. Kalau bukan karena dia, aku tidak akan belajar bagaimana mendapat ide dan mengembangkannya dengan memainkan imajinasi menjadi sebuah pembelajaran hidup. Tak disangka-sangka, setelah perenungan dongeng masa kecil mengantarkanku menjadi orang yang tidak menyerah pada permasalahan dengan menyelesaikan masalah secara instan.
Figur ayah memang sudah fitrahnya diagungkan, demikian juga diriku. Ayah adalah seorang pendidik di sekolah tetapi dirumah, beliau seorang pembimbing dan sahabat bagi ank-anaknya. Tidak heran ayah pandai mendongeng karena beliau lulusan SGA (Sekolah Guru Atas), sekolah untuk guru SD. Tetapi, ayah bukan guru SD melainkan SMP karena melanjutkan sekolah lagi sampai lulus menjadi sarjana muda sejarah. Beliau bisa menjadikan posisinya sebagai ayah dan ibu (meskipun peran ibu juga sangat berperan dalam hidup seorang anak). Tidak dipungkiri, aku lebih dekat dengan ayah daripada ibu. Setalah ayah meninggal, rasa kehilangan itu membawaku pada memori dongeng masa kecilku. Sekarang, masa-masa itu kutransferkan pada anak didikku. Aku berharap, dongeng itu bisa menjadikan keakraban dan pemenuhan kehausan berimajinasi anak didikku

Tidak ada komentar: